Monday, August 6, 2012

Karakter dan kemenangan

Sesungguhnya segala kebaikan hanya milik Allah SWT, pemilik kasih sayang dan rahmat yang besar. Dan ucapan salawat selalu menjadi penghias pemiliki sifat mulia, Rasulullah SAW.

Kaidah kemenangan hidup menjelaskan bahwa jika hari ini lebih baik dari kemarin maka beruntunglah kita, jika hari ini sama dengan kemarin maka merugilah kita, dan jika hari ini lebih buruk dari kemarin maka celakalah kita. Hal itu telah jauh disampaiakn lebih dari 1000 tahun lalu oleh sang pencerah peradaban, Muhammad SAW. Titik poin yang ingin beliau sampaikan adalah jika ingin menjadi orang yang beruntung dengan kemenangan, maka kita harus tetap bekerja dan beramal. Ketika satu tambahan peluang waktu terlewat hingga terjadi stagnasi amal, maka kita dikatakan sebagai orang yang merugi. Apalagi jika terjadi degradasi amal, kita termasuk dalam golongan celaka. Untuk menjadi manusia pemenang  maka mengisi waktu dengan amal-amal pilihan adalah suatu keharusan.

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar Ra’d 11). Ayat tersebut   menenkanan tentang produktivitas. Manusia harus berusaha sendiri untuk mentransformasikan diri menjadi pribadi pemenang, sebab tiada perubahan tanpa tindakan, tiada reaksi tanpa aksi, dan  tiada kemenangan tanpa pengorbanan. Semua membutuhkan usaha sebelum kita dapat menikmati buahnya.

Sejarah para pengukir peradaban selalu menghiasi hari-harinya dengan amalan yang produktif. Tidak sedikit pula kepenatan, kekecewaan, bahkan simbahan darah segar menjadi hidangan tambahan. Sebagaimana Nuh yang di hinakan oleh kaumnya, Ibrohim yang dibakar, Musa yang dikecewakan oleh tingkah bani isral, hingga Muhammad yang setiap saat selalu diintai dengan kematian. Namun mereka tetap tegar tanpa rasa keraguan menerangi jalan yang sesat nan gelap menuju cerahnya cahaya keimanan.  Mereka memiliki karakter yang kuat, hingga berbagai cobaan tak satupun yang mampu menghentikan mereka. Bahkan beratnya matahari dan bulan yang diletakkan dikedua telapak tangannya bukan menjadi alasan untuk menghentikan langkah. Tatkala orang-orang disekitarnya berbondong-bondong melakukan kebodohan dan kehinaan, pendirian mereka tidak goyah. Karakter yang mereka miliki bagai tebing yang kokoh, hasil pengalaman atas pergulatan hidup yang nyata.

Karakter yang kuat adalah perwujudan atas pilihan tegas dalam bersikap. Pembentukkanya tidak serta merta terjadi begitu instan. Rentang wantu dan kuantitas amal adalah faktor yang menentukan. Sebuah petuah mengatakan seorang nahkoda hebat dialah yang telah banyak merasakan ganasnya gempuran badai di kegelapan samudera. Kita pun tahu seorang balita harus melewati fase  tiarap, merangkak, bersandar hingga dapat berdiri tegap dengan menggunakan pijakan kakinya untuk berjalan. Semuanya membutuhkan proses yang kontinyu, fokus dan tentu kemauan yang kuat.

Dalam hal lain, sahabat adalah orang yang selalu memiliki hubungan dekat. Bisa jadi apa yang dilakukan dapat beresonansi kepada diri kita, sehingga kehadiran komunitas sosial bisa menjadi perkara yang perlu diperhatikan kualitasnya agar kepribadian kita dapat selalu meningkat setiap berinteraksi dengan mereka.

Demikian pula hari ini, sebagai pemuda kita harus mampu memperhatikan setiap aktivitas secara sadar dan mandiri . Ada banyak pilihan jalan didepan, tetapi harus ada pilihan sikap yang tepat. Kita pastikan bahwa setiap peluang waktu, kuantitas petualangan dan komunitas sosial dalam ruang-ruang kehidupan dapat membentuk karakter dan kepribadian yang kokoh. Sehingga kita dapat menjadi pribadi pemenang di masa depan yang selalu dikenang setiap perubahan zaman.

No comments:

Post a Comment