Friday, July 13, 2012

Jiwa yang tenang

Adakalanya kita merasakan begitu berat menjalani hidup. Semakin jauh melangkah semakin berat beban yang terasa. Adakalanya kita merasa penat dengan begitu banyak  kesibukkan yang tidak kunjung ada rehat. Rasa lelah kadang terasa begitu memasung jiwa hingga badan pun tak kuasa menyingsingkan tegapnya. Memanglah manusia selalu berkeluh kesah.

Akan tetapi, bagi pemilik jiwa yang tenang, dia paham bahwa hidup adalah sebuah permainan singkat saja. Permainan yang harus dijalani dengan niat yang lurus dan dengan aturan yang benar. Dirinya memahami bahwa dalam permainan itu akan terjadi perubahan-perubahan dalam lingkunganya. Perubahan yang sewaktu-waktu bisa terjadi bahkan dalam situasi yang ekstrim. Disaat terjadi perubahan-perubahan itu, dia berusaha memastikan diri agar tetap dalam kondisi sadar karena jika sedikitpun lengah jurang kegelapan akan menelanya dalam-dalam hingga terasa dingin, sunyi, dan gulita. Pemilik jiwa yang tenang sangat paham bahwa semua yang terjadi merupakan ujian kenaikkan jenjang sehingga dirinya selalu menyiapkan diri  dengan  ujian masa depan yang semakin bertambah kuantitas dan kualitasnya. Namun, pemiliki jiwa yang tenang bukanlah manusia yang dingin tanpa gairah dan ekspresi, bahkan sebenarnya dialah manusia yang mampu bergaya ideal dalam menggambarkan suara hati dan akalnya. Dia hanya bertindak wajar, sederhana dan jelas, tidak berlebihan hingga dapat menguras waktu untuk melanjutkan petualangan permainanya.

Ketenangan itu dia dapatkan dari mata air segala kehidupan, Sang Pencipta permainan. Dia selalu mendekatkan diri dengan sumber itu karena dengan meminum air dariNya, hilanglah beban hidup. Lepas darinya kepenatan, kelelahan, dan kegelisahan. Dirinya mendapatkan kekuatan berlipat-lipat hingga langkah menjadi begitu ringan, damai dan riang.

Sungguh indah pemilik jiwa yang tenang. Tidak dapat dimiliki melainkan bagi orang yang selalu mengambil dan meminum segarnya mata air segala kehidupan.

No comments:

Post a Comment