Saat
terjebak macet lampu merah di siang hari
yang sangat panas, saat harus mengantri
panjang untuk membayar barang-barang yang kita beli di swayalan, saat menanti
kedatangan angkutan yang tak kunjung datang sedang kita sudah dikejar waktu,
apa yang kita rasakan? Dalam kondisi-kondisi seperti itu yang paling umum kita
rasakan adalah bete, gemes,
menggerutu dalam hati, bahkan sering meluap-luap hingga keluar kata-kata sumpah
serapah yang tak terarah. Menunggu memang hal yang sering kita alami, bahkan
bisa jadi setiap hari kita melakukan aktivitas tersebut. Menunggu suatu aktivitas
yang unik, karena sebenarnya dalam aktivitas menunggu justru kita tidak
melakukan aktivitas apapun. Dalam kondisi normal jika kita tidak melakukan
suatu aktivitas dalam waktu tertentu seharusnya kita merasa tenang dan tidak
tertekan. Namun, ternyata hal itu berbeda dengan aktivitas menunggu. Kita
menjadi tidak sabar dan muncul perubahan kondisi emosional dalam tubuh. Hal itu
terjadi karena kita merasa bahwa ada sesuatu yang kita harapkan tetapi tidak dapat
tercapai hanya karena suatu kondisi yang kita anggap sepele.
Bagi
orang-orang tertentu menunggu adalah suatu hal yang sangat mengganggu, mereka
lalu mencoba menyampaikan pesan pada orang-orang disekitarnya bahwa dirinya
sedang menunggu dengan tindakan-tindakan yang kadang ceroboh dan tidak
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Umpatan, teriakan, sikap kecewa meraka
tunjukkan. Sikap tersebut sebenarnya justru membuat mereka semakin tertekan dan
memperparah keadaan, ibarat seperti memberi garam pada kulit yang terluka.
Lantas
bagaimana cara yang paling tepat untuk mengisi waktu tunggu? Maka pertama yang
diperlukan adalah kita harus berpikir positif. Bahwa waktu lambat laun pasti
akan berlalu. Tidak mungkin bahwa waktu berhenti dan bahkan berjalan mundur. Oleh
karena itu, hilangkan pikiran-pikiran yang memperburuk situasi dengan menyalahkan
waktu. Ingat bahwa menunggu pasti akan ada batas akhir penantianya. Kemudian,
langkah berikutnya kita sebaiknya berpikir, bahwa waktu tunggu bisa kita isi
dengan hal-hal yang baik & produktif. Daripada merusak diri dengan tindakan
destruktif atau membuat hubungan sosial dengan orang-orang lain menjadi
terganggu, lebih baik kita manfaatkan waktu yang semetara itu misalnya dengan: updata
status kata-kata motivasi di facebook atau tweeter, jika dalam situasi banyak
orang manfaatkan untuk berkenalan dengan orang lain untuk menambah jaringan,
atau bisa diisi dengan amalan-amalan yang berpahala seperti murojaah hafalan,
menambah hafalan, dan berdzikir, dll. Jika hal-hal positif itu yang dilakukan
maka tanpa terasa kita telah melewati waktu tunggu dan hal yang kita nanti-nantikan
sejak awal telah muncul juga. Dengan demikian, waktu tunggu akan menjadi momen
yang menyenangkan dan produktif. Itulah tips
sederhana dalam mengisi waktu tunggu, cobalah dan biasakanlah dalam hidup kita,
karena kebiasaan yang telah tertanam
dalam diri bisa dihilangkan hanya dengan membiasakan hal-hal yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment