A. Pendahuluan
Biologi lingkungan mengkaji suatu permasalahan dengan melihat tiga komponen acuan yang saling terkait satu sama lain, yaitu struktur, fungsi, dan lingkungan. ketiga komponen tersebut mengkaji permasalahan yang terjadi baik pada tingkat individu atau yang lebih rendah, tingkat populasi, tingkat komunitas, dan tingkat ekosistem atau yang lebih tinggi. Struktur membicarakan bagaimana bentuk suatu objek tersebut. Fungsi membicarakan apa fungsi yang dapat dilakukan dengan suatu sturuktur tertentu. Sedangkan lingkungan membicarakan bagaimana kondisi lingkungan yang ada dengan adanya struktur dan fungsi tersebut.
Objek biologi lingkungan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tumbuhan bambu (Bambusa sp.). Tumbuhan bambu merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai di negara tropis termasuk di Indonesia. Di Indoneisa tumbuhan bambu tersebar luas dari ujung barat Sumatra hingga ujung timur Papua dengan jenis yang beranekaragam pun memiliki nama-nama lokal yang berbeda-beda. Tumbuhan bambu memiliki bagian-bagian tubuh, yaitu daun, batang, bunga, dan akar. Adanya tumbuhan bambu di suatu lokasi memberikan corak lingkungan tertentu yang menjadikan berbeda dengan lingkungan lain. Hal itu disebabkan tumbuhan bambu tumbuh dengan cara bergerombol membentuk rumpun yang lebat dengan kanopi yang menutupi daerah di bawahnya. Sehingga makhluk hidup yang hidup dan dapat memanfaatkan hadirnya tumbuhan bambu hanya makhluk hidup tertentu saja.
Pada tingkat individu, populasi, komunitas, dan ekosistem tumbuhan bambu memiliki “permasalahan” yang berbeda-beda jika dikaitkan pada kajian struktur-fungsi-lingkungan. Pada tingkat individu tumbuhan bambu dikaji pada morfologi dan fungsi dari masing-masing bagian bambu yang ada. Pada tingkat populasi tumbuhan bambu dikaji tentang bagaimana bentuk populasi tersebut hidup disuatu tempat. Pada tingkat komunitas dikaji bagaimana populasi tumbuhan bambu berinteraksi dengan populasi makhluk hidup lain, baik hewan atau tumbuhan. Sedangkan pada tingkat ekosistem tumbuhan bambu dikaji dari proses terjadinya transfer energi dan transfer nutrisi.
B. Pembahasan
1. Bambu di Jalan Tegalrejo, Magelang
Bambu termasuk tumbuhan yang mudah hidup dan berkembang biak dimana-mana. Di kecamatan Tegalrejo, kabupaten Magelang banyak dijumpai tumbuhan bambu yang hidup di pinggir jalan, di pekarangan rumah, atau di pinggir sungai. Alam Tegalrejo yang masih asri ditambah dengan sumber air yang melimpah menjadi faktor tumbuh lebatnya tumbuhan bambu disana.
Biologi lingkungan mengkaji suatu permasalahan dengan melihat tiga komponen acuan yang saling terkait satu sama lain, yaitu struktur, fungsi, dan lingkungan. ketiga komponen tersebut mengkaji permasalahan yang terjadi baik pada tingkat individu atau yang lebih rendah, tingkat populasi, tingkat komunitas, dan tingkat ekosistem atau yang lebih tinggi. Struktur membicarakan bagaimana bentuk suatu objek tersebut. Fungsi membicarakan apa fungsi yang dapat dilakukan dengan suatu sturuktur tertentu. Sedangkan lingkungan membicarakan bagaimana kondisi lingkungan yang ada dengan adanya struktur dan fungsi tersebut.
Objek biologi lingkungan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tumbuhan bambu (Bambusa sp.). Tumbuhan bambu merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai di negara tropis termasuk di Indonesia. Di Indoneisa tumbuhan bambu tersebar luas dari ujung barat Sumatra hingga ujung timur Papua dengan jenis yang beranekaragam pun memiliki nama-nama lokal yang berbeda-beda. Tumbuhan bambu memiliki bagian-bagian tubuh, yaitu daun, batang, bunga, dan akar. Adanya tumbuhan bambu di suatu lokasi memberikan corak lingkungan tertentu yang menjadikan berbeda dengan lingkungan lain. Hal itu disebabkan tumbuhan bambu tumbuh dengan cara bergerombol membentuk rumpun yang lebat dengan kanopi yang menutupi daerah di bawahnya. Sehingga makhluk hidup yang hidup dan dapat memanfaatkan hadirnya tumbuhan bambu hanya makhluk hidup tertentu saja.
Pada tingkat individu, populasi, komunitas, dan ekosistem tumbuhan bambu memiliki “permasalahan” yang berbeda-beda jika dikaitkan pada kajian struktur-fungsi-lingkungan. Pada tingkat individu tumbuhan bambu dikaji pada morfologi dan fungsi dari masing-masing bagian bambu yang ada. Pada tingkat populasi tumbuhan bambu dikaji tentang bagaimana bentuk populasi tersebut hidup disuatu tempat. Pada tingkat komunitas dikaji bagaimana populasi tumbuhan bambu berinteraksi dengan populasi makhluk hidup lain, baik hewan atau tumbuhan. Sedangkan pada tingkat ekosistem tumbuhan bambu dikaji dari proses terjadinya transfer energi dan transfer nutrisi.
B. Pembahasan
1. Bambu di Jalan Tegalrejo, Magelang
Bambu termasuk tumbuhan yang mudah hidup dan berkembang biak dimana-mana. Di kecamatan Tegalrejo, kabupaten Magelang banyak dijumpai tumbuhan bambu yang hidup di pinggir jalan, di pekarangan rumah, atau di pinggir sungai. Alam Tegalrejo yang masih asri ditambah dengan sumber air yang melimpah menjadi faktor tumbuh lebatnya tumbuhan bambu disana.
Bambu yang ada di Tegalrejo tersebut memiliki struktur yang khas. Daun bambunya memiliki ukuran yang cukup panjang dan lebar dengan warna hijau, jika telah tua warnanya berubah menjadi coklat muda. Batangnya berwarna hijau (yang dewasa) dengan memiliki ruas-ruas disepanjangnya. Pada bagian tertentu di ruas tersebut terdapat cabang yang kemudian ditumbuhi oleh daun-daun. Akar bambu memiliki struktur akar serabut yang berdiameter kecil, tetapi memiliki berjumlah banyak. Bambu sebenarnya memiliki bunga, tetapi bambun di daerah Tegalrejo tersebut tidak teramati adanya bunga. Dalam suatu literatur disebutkan bahwa bunga tumbuhan bambu sangat jarang terbentuk, terbentuk sekitar 55-60 tahun sekali. Tumbuhan bambu dominan berkembang biak dengan jalur vegetatif dengan menggunakan rizhoma. Tunas baru muncul disekitar pangkal batang bambu dewasa.
2. Struktur, Fungsi, dan Lingkungan Bambu dalam Tingkat Individu
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, bambu memiliki strukutur daun, batang, bunga dan akar. Strukutur tersebut memiliki fungis-fungsi khusus di dilingkunganya. Ketika masih muda bambu berbentuk tunas (rebung), tunas bambu diselimuti oleh struktur seperti kelopak yang keras, selain itu diseluruh tubuhnya terdapat bulu-bulu kecil, kedua struktur tersebut berfungsi untuk melindungi bagian dalam tunas yang masih bersifat lunak dari lingkungan luar atau pemangsa. Saat tumbuh semakin dewasa kelopak yang menutupi batang mengelupas dan muncul ruas-ruas di bagian batang yang sebelumnya ditempeli kelopak, bulu (lugut) yang sebelumnya terdapat di sekeliling batang pun juga hilang. Tumbuhan bambu tumbuh bergerombol dengan rizhoma yang tertanam di akar, disekitar rizhoma itulah tunas-tunas baru muncul dan membentuk tumbuhan bambu baru yang masih berkaitan dengan tumbuhan bambu lainya. Batang bambu memiliki sturuktur yang kokoh dan lentur, strukutur tersebut disebabkan karena batang bambu tersusun dari zat silika dan lignin, adanya ruas-ruas bambu juga menambah kekuatan tegak bambu sehingga batang bambu dapa tumbuh menjulang tinggi. Daun bambu berwarna hijau, dimana ketika tua akan berubah menjadi kuning. Daun bambu memiliki unsur Pospor dan Kaliun sehingga ketika gurur daun bambu dapat memberikan tambahan nutrisi bagi tanah di bawahnya. Bunga bambu jarang terlihat, hal itu karena frekuenasi pembungaan bambu sangat lama, yaitu sekitar 55-60 tahun sekali, sehingga perkembangbiakan secara generatif sangat jarang yang dapat dilihat langsung oleh orang.
3. Struktur, Fungsi, dan Lingkungan Bambu dalam Tingkat Populasi
Populasi tumbuhan bambu hidup secara bergerombol membentuk rumpun bambu, kadang pada suatu lokasi yang telah lama ditumbuhi oleh populasi bambu akan terbentuk “karang” atau gundukan yang berasal dari rizhoma yang senantiasa ditumbuhi tunas-tunas baru diatasnya. Dengan strukur yang bergerombol tersebut dapat mengungkan bagi bambu karena dapat menjaganya saat angin datang yang dapat merubuhkna batang bambu.
4. Struktur, Fungsi, dan Lingkungan Bambu dalam Tingkat Komunitas
Pada tingkat komunitas, yaitu hubungan populasi bambu dengan populasi makhluk hidup lain terlihat adanya suatu interaksi satu sama lain. Pada pengamatan populasi bambu di daerah Tegalrejo terebut terdapat beberapa hewan yang ditemukan, diantaranya ada semut dan laba-laba. Semut terlihat banyak berkumpul pada bambu yang masih tunas, aktivitas semut tersebut memang tidak teramati secara jelas, tetapi bisa terdapat dua kemungkingan yaitu mencari makan dari getah yang dihasilkan tunas bambu atau memang berumah disela-sela kelopak tunas bambu yang keras dan berbulu agar terlindungi dari seranga hewan lain. Laba-laba terlihat membuat rumah diantara ranting-ranting bambu, rumah tersebut digunakan oleh laba-laba sekaligus sebagai perangkap untuk mencari mangsanya. Selain hewan juga terdapat interaksi dengan populasi tumbuhan lainnya, diantaranya adalah tumbuhan merambat, jamur, lumut, dan lichenes. Tumbuhan merambat menggunakan bagian pengaitnya untuk memanjat batang bambu yang bertujuan untuk mencari sumber energi matahari di bagian atas batang bambu. Jamur menumbuhi batang bambu yang telah mati, yang kemudian mengurainya menjadi unsur-unsur yang nantinya berguna bagi pertumbuhan tanaman yang lain. Lumut dan lichenes terlihat menempel pada batang-batang bambu dibagian bawah yang berhawa lembab.
5. Struktur, Fungsi, dan Lingkungan Bambu dalam Tingkat Ekosistem
Pada tingkat ekosistem tumbuhan bambu bersama dengan makhluk hidup sebagai unsur biotik berinteraksi dengan unsur-unsur abiotik membentuk suatu struktur ekosistem. Pada pengamatan lapangan yang telah dilakukan terdapat unsur-unsur abiotik yang ada yaitu cahaya matahari, tanah, air, dan udara. Cahaya matahari menyediakan energi bagi makhluk hidup autotrof termasuk di dalamnya adalah bambu. Air, udara, dan tanah menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan bagi tumbuhan untuk hidup dan berkembang. Setelah tumbuhan dewasa dan mati, maka bagian-bagian tubuhnya terurai kembali dan masuk ke dalam tanah menjadi unsur hara yang bermanfaat untuk pertumbuhan tumbuhan baru. Sehingga dalam hal ini terdapat suatu siklus energi dan siklus unsur-unsur hara yang terjadi di dalam ekosistem tumbuhan bambu tersebut.
6. Manfaat Bambu Bagi Manusia
Tumbuhan bambu dari pucuk hingga ke akarnya dapat memiliki nilai manfaat bagi manusia. Manusia dalam kehidupanya adakalanya tidak terlepas dari tumbuhan yang satu itu. Adapun beberapa manfaat bambu bagi manusia diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Tunas bambu atau yang sering disebut rebung dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang lezat dan menyehatkan
b. Batang bambu memiliki banyak kegunaan, yaitu sebagai bahan konstruksi bangunan, mainan (gangsing), alat musik (ex: angklung), senjata (bambu runcing), tusuk gigi, dan lain-lain
c. Daun bambu yang mengandung unsur P dan K sangat baik digunakan sebagai pupuk alami yang membantu menyuburkan tanah
d. Akar atau pangkal batang bambu dapat dimanfaatkan untuk membuat souvenir dengan nilai jual yang menjanjikan
C. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tumbuhan bambu dari tingkat individu, populasi, komunitas, dan ekosistem dengan tinjauan struktur, fungsi, dan lingkungan memiliki permasalahan yang berbeda-beda. tumbuhan bambu juga dapat dimanfaatkan oleh manusia baik dari daun, batak, atau akarnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
No comments:
Post a Comment